Mungkin kurang lebih itu yang diucapkan senja padaku.
Beberapa hari belakangan, aku terlarut dengan rutinitas di luar rumah. Pagi hingga larut, tak tersisa waktu untuk sekedar menyapa senja. wajar saja ia sebut aku sombong. Tak apa, biar ia tak jengah. Dan hari ini, kujumpai lagi senja. Senja yang sendiri, tak ada hujan. Hujan katanya sedang sibuk sendiri.
Kuletakkan dua potong roti di meja kecil bersama secangkir teh panas. Sepotong tlah kumakan habis.
Sluuuurp...
Terkejut, kutengok cangkir teh sudah setengah kosong, dan dilanjutkan dengan piring roti yang bersih hingga ke remehnya. Kulirik, Senja mengerling padaku genit.
Wednesday, August 24, 2011
Sombong...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment