Thursday, December 01, 2011

Hujan Subuh

Hujan membawa lari waktuwaktu
subuh mengejar agar fajar perlahan
sehingga jingganya tak segera memudar
awanawan putih bergerumul
mengusik matahari yang malumalu mulai muncul

Subuh itu lucu
mereka mungkin tak tahu kalau subuh ternyata humoris
bisa cekikikan saat melihat anakanak kecil berlari dan jatuh tersandung sarungnya sendiri
bisa terbahak melihat awanawan diganggu dengan hujan yang tipistipis

Tapi mereka juga bisa sendu
ketika melihat banyak yang masih mengigau pada subuh
padahal rintikrintik hujan di luar sudah banyak
tanah sudah basah
dan dedaunan sudak duduk kemayu pada ranting pohon itu


Monday, November 21, 2011

happy burfday!


Happy 24th Birthday...

Diam-diam dalam kamar
Lagu Ulang Tahun kunyanyikan dengan suara perlahan
nyaris berbisik di tengah malam
dengan sepotong kecil blueberry cheesecake
dan secangkir coklat panas
gurih manis


"Mari tiup lilin merahmu.."
Wink*
November, 21th 2011

Thursday, November 17, 2011

A Moment of Happiness

A moment of happiness,
you and I sitting on the verandah,
apparently two, but one in soul, you and I.
We feel the flowing water of life here,
you and I, with the garden’s beauty
and the birds singing.
The stars will be watching us,
and we will show them
what it is to be a thin crescent moon.
You and I unselfed, will be together,
indifferent to idle speculation, you and I.
The parrots of heaven will be cracking sugar
as we laugh together, you and I.
In one form upon this earth,
and in another form in a timeless sweet land.


—Rumi

Yang Baru

Aku Rinduuuu

rindu baunya yang dingin, selalu melegakan dada ketika kuhirup. aromanya khas seperti embun pagi hari ketika hujan semusim. saat bersembunyi di lipatan-lipatan tubuhnya, kubisa berlama-lama.








Hey, kamu buku baru.

november (still) summer

.weekend.trip.novembersummer.

As usually, weekend plan olwys make me love my monday-tues-wed-thurs-friday-saturday. 'Till my Monday comes!
Yayy!

Monday
I'm enthusiastic on Monday. Karena hari ini, beberapa teman akan mengadakan lanching Pameran Senirupa Banten yang diselenggarakan tahunan, dan kali ini adalah tahun keduanya. Pada pameran kali ini mereka akan menampilkan karya seni rupa dan instalasi dengan mengangkat tema daur ulang.

"INSTALASI GARAP DAURART"



Saturday
Me with my Cliqy has planned spare time for cooking in this weekend. And the menus are... (jengjengjeeng!)

To Be Continued...

You

Seorang blogger bilang, "We remember people by songs".


I do. Ketika saya mengingat sebuah lagu. Saya mengingat kamu. Meski hanya satu lagu, tapi itu melekat dengan moment-moment yang ada antara jarak udara ketika kita berdiri bersebelahan. Kamu yang hidup tujuh tahun silam, masih hidup sampai saat ini bersama lagu itu. Cara-cara kamu yang biasa. Bahasa yang terlalu sederhana. Tapi itulah jalan kita. Meski kita bahkan tak pernah memiliki ikatan apa-apa.  Kita hanya saling tahu. 


Thank You.

Saturday, November 12, 2011

do'a

ingin menuanya usia,
menjadi bijaksana.
cukup.

Monday, November 07, 2011

Lebaran Kambing

10 Dzulhijah yang bertepatan dengan 6 November tahun ini bisa dibilang agak berbeda dari suasana Hari Raya 'Idul Adha sebelum-sebelumnya. Mungkin karena kondisi saya yang bekerja, dan masih di kantor pada jam 17.00 membuat feeling-nya tidak terasa lebaran seperti biasanya. Sepulang kerja saya sudah berencana mampir ke salah satu supermarket untuk membungkus beberapa macam kue kering dan bahan-bahan untuk sajian esok.

Berhubung badan sudah terasa capek, dan lagi pula rencana malam harinya saya akan pergi ke rumah nenek, akhirnya saya memilih untuk membuat camilan yang praktis saja. Rencana membuat brownies pun saya singkirkan dulu, dan beralih ke si Puding Tiramissu.

Hmm... cuaca panas makan puding dingin.

Waah... udah sisa setengah loyang

Setelah menyaksikan proses pemotongan hewan kurban, berkunjung ke tetangga dan keluarga besar, serta menjamu tamu-tamu yang bersilaturahmi ke rumah. Sorenya, alhamdulillah dapet jatah daging kurban. Melihat dagingnya yang bagus dan masih segar tiba-tiba kepikiran buat ngolah supaya nggak bosan.
Dan...

Tadaaa...!
Daging Panggang Saus Madu.


Sluuurrrp~

Monday, October 17, 2011

..let's live on the ice cream..



melting because of warmth











Saturday, October 15, 2011

gelagat

dia hilang
lalu datang
hilang lagi, datang lagi,
kemudian hilang sukasuka
begitu lagi
saya hafal. mulai hafal gelagatnya...

biarlah. masa bodo.
bahwa saya akan mengikuti ritme, tentu ritme saya sendiri
bukan ritmenya.
jika ada yang merasa berhak menghilang sejadinya, semaunya
maka saya dan ritme saya mampu bertindak pula dengan cara kami

kalau dia merasa tak perlu berkata apaapa
bisa sejadinya
dengan alasanalasan bolong
saya pun bisa jadi berhak bercengkrama sendiri dengan waktuwaktu saya

waktuwaktu
ruang kosong
gambargambar bisu
gedunggedung tua
lukisanlukisan diam
mungkin bisa lebih menghargai saya
tidak seenaknya
jika sekarang sudah tak ada lagi kata saling
silahkan
saya dan sikap dalam genggaman saya

.titik bersimpul.

Sunday, October 09, 2011

Somewhere highly recommended on plan list

SIGIart


   
Jl. Mahakam I No. 11
Blok M, Jakarta Selatan
Indonesia 12130
P. 62 21 7260949
M. 62 852.859.45170
F. 62 21 7261017





Galeri Nasional Indonesia


     
Jl. Medan Merdeka Timur, 10110
Seberang Stasiun Gambir(021) 34833955 

Sketching...


Manual Sketching
(Right: Adaptation, Left: Mine)

Saturday, October 08, 2011

Sites Resmi Galnas Expired

Sayang banget site resmi Galnas a.k.a Galeri Nasional Indonesia, http://galeri-nasional indonesia.or.id, dalam status expired dan tidak diperpanjang. Padahal sebelumnya sites resmi ini memuat informasi-informasi yang up-to-date terkait jadwal-jadwal rutin pameran, baik lokal maupun karya artist internasional.

Monday, October 03, 2011

Weekend Plan

Sunday, October 2nd 2011.
The Long-Awaited-Weekend.


"Ngomongin acara (rencana) weekend di hari Senin itu memotivasi
biar semangat melewati hari-hari kerja. Hehe." Cliqy said.


Dan, kalau bikin rencana jalan-jalan yang mana waktunya masih
dua minggu lagi. Justru berlaku sebaliknya,
it doesn't work.
Malah hawanya jadi males kerjaaa, kebayang jalan-jalan mulu :D
Udah pengen cepet-cepet weekend. Which is still two weeks later.


:)




Sunday, September 25, 2011

Belajar

Life is about Learning...

I think that's a great statement. Surely, it is about learning. Since born we'd learned about everything. Start with spelling word, say 'mama', 'ayah'. Learned how to walk, how to speak, write somthing, singing, and et cetra until here, as an adult. When I should learn about manage my time, my routinity, my money of courese, and my feelings. :D

I always interested in somethings new. It's like I wanna know it. First time i like read, since in my high scool suddenly I really like to read. Novel, Magazine, etc. make my life's live. Then I was in collage, when I through my own way and met a little Art Gallery named "Sanggar Embun". First time I came to Sanggar Embun to make a paint of my grandpa. Many things that I got from my first conversation with the owner. Painting not only an art work, but the work of feeling.

When I see them, the owner and his friends, I thought "why an artist oftenly have a long hair & untidy clothes?", "Are those a part of art?" "Or maybe, that's an artist style?". Whatever, but since that day I've falling in love to FINE ART. Eventhough, I failed to be a painter. :D 
Not believe? Keep it till you see how worse my paint! :P

Pertama-tama



My Mobile Phone

 "Mengaji"

"Pembersih & Korek Api - Feb 2007"

"Makan Siang Pak Rebo - Nov 2009"

"Olay - Nov 2009"

 "Bunga"

Sketsa, Pensil Konte, Nov 2011.



Oke, now you can agree with me. I'm not a good painter. Since I knew that I didn't good in painted, I ran to find my other runaway and make my hobby stay on 'like' to Paint not made it. While I tried to get my other runaway, me and my Cliqy went to Galnas/GNI (Galeri Nasional Indonesia) or go around to find a gallery which we never know.

at Bogor Fine Art Gallery

at GNI - for the first time 

My Cliqy at GNI - another time


Historical moment with black and white theme

GNI, The last exhibition that we came "EXPANSION Fine Arts Exhabition"

Kumpulan Karya Seni Rupa & Instalasi

Time by time we learn how to appreciate the artworks in a way that one step smarter. But we found nothing, except feels. A higher apreciating way to the artworks is feels. Then, on my next step learning, i tried to writing. Here's the blog which will become a good place to learn.

The last part of my learning is sewing. I didn't know when I could used sewing machine exactly. Begin with a patchwork, fed with a chips pack, i sewed into a mini-plastic bag. Then I'd interested to made my own dress. Started with a simple-short-easy overall. And now I've made 4 designs for myself.

 My Design Book

 Skirt Design

Dress Design

Designs

 
Desain Kebaya (kiri) & Sketsa Seorang Teman (kanan)
( Semoga si pemilik wajah di sketsa itu nggak ngerasa ge-er karena wajahnya saya pajang :D )


 (Back)


 My 4th Own Design (Long Dress)


My 4th Own Black Dress Design with My Cliqy


Now, I'll continue my learning.

Wednesday, September 21, 2011

Hujan #3

Setiap detik adalah moment
seperti buih yang langsung berpendar ketika sampai
seperti cahaya yang memudar setelah usai
serupa rintik yang sekejap menguap kembali
dan waktu yang tak kan terulang

dari sana kita belajar cinta
mengasihi untuk sesama, tanpa berasa-asa

kita bisa belajar pada kata
banyak darinya yang mampu berdiri sendiri
tapi bersanding membuatnya lebih berarti

manusia-manusia kaca
bercerita pada hujan
melalui nada tanpa rupa
bersenandung dengan iring-iringan cahaya
menari memenuhi ruang-ruang warna

mereka tak bisu kata
hanya memilih diam sebagai bahasa
tak hanya ragu yang menipu
tapi waktu yang purapura tak tahu-menahu

Monday, September 19, 2011

Hujan #2

Hey kamu, Tuan Hujan berkerah senja
Mengapa datang malumalu?
Aku rindu kamu tahu

Senja sembunyi diantara pekat gradiasi
Senja sedang meneduh meski hujan tampak malumalu

Tapi kan kamu tahu
Rinduku sudah sejak bertahun lalu

Friday, September 16, 2011

Hujan #1

 gettyimage

Kamu menyapaku malumalu
bahkan senja menyipit dan tersipu
dedaunan bergoyang kemayu
Ahh, rinduku satusatu

Kamu tak bisa terus begitu
lamalama dan jauhjauh
kita satu raga dalam jingga
biarkan kelabu dan biru tanpa ratu

Aku rindu hujan
baumu yang dingin sendu
kadang seperti bau roti bakar
dan bau jeruk yang kecut
kadang berubah serupa mawar putih dan pagipagi yang sejuk

Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono



tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Namun pada September ini, bahkan hujan belum turun apalagi menderas.
Semua menyisi menyimpan rindu, beradu.

Sunday, September 11, 2011

If I Didn't

What if...
If I didn't came on that day
If I came late to apply my application
If I didn't choose the 6th seat
If you didn't sit behind me to glanced at me oftenly
If there's no that song
It wouldn't be today

If only I didn't tried to introduced my friend to you
Just at dusk If only you didn't came
We wouldn't looked smiling each other
We wouldn't even talked much at night after

If you didn't like my poets
If we never make mistakes
If we never been angry each other

If only we never greeted each other,
I couldn't starred the back of you,
We wouldn't be here to see the green of field.

You are the remedy for all my doubts
The best that I can get
You are the one I love to talk about
Even when my mood is bad

If I didn’t have you then
What will become of me?
If I had never met you girl
How would my life be?
Would I be the same?
If I’d been loving another name
(If I Didn't - Daniel Sahuleka)

Kamar & Padang Ilalang. September yang baru nyaris gerimis.

Friday, September 09, 2011

Dihargai

Rasanya dihargai itu, seperti merasa kita itu penting untuk dia. Dianggap ada. Dipercaya. Dibutuhkan. Yaaa, merasa dihargai. Untuk semua itu, saya sudah seharusnya bersikap yang sama. Mempercayai, membutuhkan, menghargai, lebih dulu.

Dan saat ini, tiba-tiba saya merasa sebaliknya. Merasa terang sendirian di dalam kamar. Merasa tidak dihargai atas sikap percaya yang sudah saya bangun. Bukan, bukan karena kepercayaannya yang kamu rusak, yang membuat saya kecewa. Tapi lebih pada sikap yang sudah lama saya bangun terhadapnya, kita. Ini mungkin soal sikap. Tapi sikap itu adalah sesuatu yang saya bangun selama ini.

Saya masih di dalam kamar, menatap langit-langit. Melihat sekeliling kamar, saya lapar. Tapi kemudian lapar itu hilang. Seperti warna kuning cat yang memudar dimakan waktu.

Ini bisa jadi juga soal cemburu. Ohh, bukan, bukan soal cemburunya. Tapi esensi dari sikap saya terhadapnya. Saya, orang yang tidak ingin memenuhi hubungan dengan cemburu. Rasanya saya selalu bersikap 'membebaskan' dia untuk memperluas hubungan dengan siapapun. Bahkan seringkali, saya justru menggodanya dengan wanita cantik yang sedang jalan di samping kita. Ya bukan?

Itu karena saya mau dia tahu, bahwa saya menghormatinya dengan sikap mempercayai. Dan untuk itu, wajarkah kalau saya ingin dihargai atas sikap itu? Jadi malam ini, saya yang terlalu jauh atau dia yang cuek dan terbiasa?

"Just fix it, don't think that much.", mungkin itu yang mau dia bilang. Sorry, if I like being insisted on blaming you. Tidak begitu. Saya hanya sedang meminta sedikit waktu dan ruangmu untuk mengeluarkan kecewa melalui kata-kata. Bicara. Itu yang perempuan butuhkan.

Dan terima kasih, so far you respect me in the best way I have ever got. Saya mungkin hanya sedang sedikit kecewa malam ini. Semoga saja kamu mengerti.

Wednesday, September 07, 2011

Sesuatu

Sesuatu.

Yang berlalu, dan sudah lama tak kentara. Sebuah jejak yang pernah saya tapaki. Sebuah langkah yang pernah saya derapi. Dua tahun lalu, ketika subuh tak sebening biasanya dan senja tampak enggan menjingga. Saya tiba-tiba jadi tak suka malam, sementara insomnia masih melekat, dan rutinitas saya padat yang kemudian menyita malam-malam saya untuk selalu terjaga, membuat saya selalu mengingat--bahkan memikirkan--jingga yang sudah saya tak sukai--benci.

Ia sesuatu, hanya sesuatu, bukan Sesuatu. Biasa, tak istimewa.

Saya jadi kehilangan minat untuk menulis, apalagi berpuisi. Tak tertarik pada kata. Huhh~ rasanya malas segala-gala. Jingaa menyapa, saya abaikan saja. Saya lelah. Malas, dan kehilangan minat terhadapnya. Tapi sialnya masih saja menanti jingga menatap saya. Mungkin saya terlihat mengiba, tapi buat saya jingga sudah kelewatan setelah jingganya memudar. Dan saya jengah.

Saya kecewa pada diri sendiri. Mengapa saya pernah serapuh itu. Sahabat saya bilang, "Jingga tak lagi pantas untukmu...". Saya masih bersikukuh waktu itu meskipun sudah membencinya. "Tidak usah mempertahankan sesuatu yang sudah tak mau dipertahankan." lanjutnya. Saya mencerna perlahan kata-kata perempuan baik di sebelah saya. Kali lainnya ia yang baik mengirimiku sms: move on, and step forward!

Saya bersyukur karena sempat melalui malam-malam yang tak membiru (hehe, hanya sedikit mengharu biru), membuat saya belajar banyak hal. Mungkin rasanya sulit hari-hari itu, tapi abrakadabra hanya dengan sekali 'saat itu' saya sudah memperoleh banyak hal, terlalu banyak. Dan saya bersyukur untuk itu, Tuhan.

Dan ketika waktu tak terasa sudah berlalu cepat, saya harus mengalami hal yang hampir sama, ah..tidak, berbeda, hanya sedikit sama. Untuk itu, saya ternyata merasa jauh lebih kuat dari sebelumnya. Saya merasa biasa saja menghadapinya, karena saya pernah mengalami yang 'lebih' dari itu. Tuhan memang selalu lebih tahu, lebih mengerti. Sejauh apa kita mampu bertahan. Seberapa kuat kita untuk bersabar. Tuhan lebih tahu batasan yang kita punya.

Inilah Sesuatu itu.
And I'm here after moved on and stepped forward.
Semoga Tuhan Menyukai Kita.

Gelas










Gelas menggelinding

katakata di dalamnya tumpah
berserakan kemanamana
aku kesulitan mengisinya kembali
kini kan ku isi dengan tawa & semangat
itu kenapa lebih sulit dari sekedar mengisi serapah
 kini gelasku setengah isi
 sisanya menarinari



Kamar. Melihat gelas setengah kosong. Tak menggelinding.

Wednesday, August 31, 2011

Senja Untuk Malam

Malam ini kau titipkan senja pada langit.
Langit terang, di atasku jingga yang menyelimuti.
Indah, aku tahu, itu salam rindu darimu.
Kau tahu, jingga itu sekarang menempel di pipiku.

Wednesday, August 24, 2011

We're All Waiting for Something

Ada kalanya saya pun pernah menunggu. Bahkan lebih lama dari itu. Menunggu sms yang tak kunjung berbalas. Menunggu kabar. Menunggu jawaban, meski hanya sekedar ya atau tidak. Menunggu dijemput. Menunggu dihubungi. Sementara masih menuntaskan pekerjaan, dan saya menunggumu untuk pulang. Ingin sekali-kali diajak jalan duluan oleh pacar, dan saya tetap menunggu. Saya coba tersenyum, walau merengut juga kadang-kadang. Semoga dengan menunggu saya bisa belajar menambah sedikit dari kesabaran yang saya sanggupi.

Terima kasih sudah mau menunggu saya, dengan cara yang istimewa.
Dan smoga kamu mau mengerti, senyum diantara keduanya.











 



weheartitcom

Sombong...


Mungkin kurang lebih itu yang diucapkan senja padaku.

Beberapa hari belakangan, aku terlarut dengan rutinitas di luar rumah. Pagi hingga larut, tak tersisa waktu untuk sekedar menyapa senja. wajar saja ia sebut aku sombong. Tak apa, biar ia tak jengah. Dan hari ini, kujumpai lagi senja. Senja yang sendiri, tak ada hujan. Hujan katanya sedang sibuk sendiri.

Kuletakkan dua potong roti di meja kecil bersama secangkir teh panas. Sepotong tlah kumakan habis.
Sluuuurp...
Terkejut, kutengok cangkir teh sudah setengah kosong, dan dilanjutkan dengan piring roti yang bersih hingga ke remehnya. Kulirik, Senja mengerling padaku genit.


My Monday

weheartit

Morning My Monday...


rintik menyapa
harum tanah
seperti kentang panggang
daun sibuk bergemerisik
menghitung angin satusatu

ramadhan masih berlari,
hampir berlalu
aku masih merindu sekuat kalbu
semoga selalu
begitu

ternyata mimpi,
suhu pagi ini meninggi
yang tercium bukan harum tanah,
tapi debu
ya sudah, biar saja besok kuciumi mendung bergantian

Monday, August 22, 2011

Puisi Buku

Barisan buku
rubuh
satusatu
sanasini debu

ngambek!

marah,
lama tak terurus
sementara sibuk dengan novelnovel baru


weheartit

Malam Merindu

Weheartit

Berbaring sendiri di atas ranjang berukuran besar, aku masih saja terjaga hingga tengah malam begini. Ditemani sinar bulan yang sebentar lagi akan menyabit, tenggorokan yang mulai menghaus, novel-novel yang tergeletak berantakan di sisi ranjang, lagu-lagu swing colbie caillat berputar terus berulang kali di winamp player, dan catatan Perempuan Sore seminggu lalu yang ternyata tengah merindu, mengingatkanku pada rindu bertahun lalu.

Seperti Perempuan Sore, aku--mungkin kita semua, sama saja--sering merasa rindu yang tiba-tiba. Begitu tiba-tiba. Tanpa jeda, tanpa aba-aba. Rasa yang tiba-tiba langsung saja ada. Dan atmosfir sekitar berubah menguat, menyesuaikan diri dengan kondisi dulu saat rindu berada. Seperti dulu, kedatanganmu kutunggu-tunggu diantara celah-celah matahari yang meninggi. Dan kemunculanmu saat matahari kembali memudar. Karena, hanya saat itu ada sapaan manis kudengar sambil berjalan ringan di sepanjang koridor. Tanpa saling tatap, aku hafal senyummu, wajah cemberutmu yang dibuat-buat, kehadiranmu yang sedari jauh sudah kutebak. Aku hafal dari derap langkah kaki hingga angin yang tertinggal dari gerakanmu. Ahh, aku mulai menyeracau, dan semakin merindu.

Tapi, rindu itu rindu yang telah lalu. Yang telah jauh berbeda. Kini, kita tak lagi putih abu. Kata-katanya pun sudah tak mengarah padaku. Sempat merasa diabaikan, ketika dihentikannya semua konektivitas denganku. Adakah yang salah dari kita? Bahasa yang dulu tak pernah memerlukan kata, kini tak ada sisa. Memang semuanya sudah berbeda, tapi tak bisakah tetap ada sekedar kata untuk sapa? Kalau ada yang bilang manusia memiliki benang merah yang tak terlihat, aku percaya! Dan aku yakin, ada saatnya manusia tak dapat menghindar satu sama lain. Meski mencoba memecah konektivitas itu, tapi masih ada benang merah yang tak satu pun dari kita tahu dimana letak terikatnya. Terkait erat. Dan satu hari nanti, aku akan mendapatimu berdiri di sisiku yang melirik ke arahku, sebagai sahabat terbaik.


Sudah ah, sebelum terlelap, aku mau merindu lagi, kali ini dengan kekasihku.


Wednesday, August 17, 2011

Jika Diam, Hati Mengalir Seperti Air

Kita tahu, waktu tak pernah berputar ke kiri.
ada angka 1,2,3 sampai 12 yang berurutan ke kanan
satu per satu harus kita tapaki berurutan
mulai dari langkah detik terkecil.
menuju angka 1,2,3 sampai 12.
kita pun tahu, hari terus berganti. meninggalkan memori-memori yang silih ganti.
detik baru menghadirkan memori baru, meninggalkan memori lama yang dihadirkan detik sebelumnya.
ada yang senang saat memori lama hilang. ada pula yang tersenyum-senyum sendiri saat mengenangnya.
 kamu, kita, mereka hanya bisa saling rindu dalam kenangan masing-masing.
 seperti aku kini yg tengah merindukan kata, kita.
 berharap detik berikutnya menghadirkan kenangan yang lebih berarti
kata-kata yang berarti
 dan kita yang lebih berarti
 kita hanya manusia. yang berjalan pada jarum yang berputar.
kadang bahasa yg dipakai adalah cinta, kadang marah, bahkan diam.
 meski diam, jarum tetap akan berputar
 jika tak diam, seperti air, hatiku mengalir.
 mengalir bersama detik kehidupan
 yang penuh ketidakpastian
 satu-satunya kepastian adalah detik kehidupan itu sendiri
 yang membawa manusia pada cinta, marah, atau diam.
 ...

By: Rifa' & Mira

Saturday, August 13, 2011

Garlic Bread

Garlic Bread
 
Ingredients:
- Short Bruccetta, slice into + 10 pcs
- Butter, melting
- Cheese
- Saussage
- Garlic

Kata #1

Yang ada hanyalah ada. Sekedar ada. Saja.

Ada antara ada dan tiada, ada di saat ada,
dan ada di saat tidak ada, ada ada aja..(dendi a.)

Ada saja, tidak ada.
Tidak saja ada, tapi berada.
tak cukup sekedar ada. Berada ketika ada.
Jangan mengada-ada. 

Tuesday, July 26, 2011

Expansion -- Pameran Seni Patung & Instalasi

"Melted Voice"