Sunday, April 15, 2012

Melipat Senja

ingin kulipat-lipat senja, lalu kuselipkan pada kerah bajumu. agar kalau kau rindu, bisa mengambilnya satu satu.

Thursday, November 17, 2011

A Moment of Happiness

A moment of happiness,
you and I sitting on the verandah,
apparently two, but one in soul, you and I.
We feel the flowing water of life here,
you and I, with the garden’s beauty
and the birds singing.
The stars will be watching us,
and we will show them
what it is to be a thin crescent moon.
You and I unselfed, will be together,
indifferent to idle speculation, you and I.
The parrots of heaven will be cracking sugar
as we laugh together, you and I.
In one form upon this earth,
and in another form in a timeless sweet land.


—Rumi

Yang Baru

Aku Rinduuuu

rindu baunya yang dingin, selalu melegakan dada ketika kuhirup. aromanya khas seperti embun pagi hari ketika hujan semusim. saat bersembunyi di lipatan-lipatan tubuhnya, kubisa berlama-lama.








Hey, kamu buku baru.

You

Seorang blogger bilang, "We remember people by songs".


I do. Ketika saya mengingat sebuah lagu. Saya mengingat kamu. Meski hanya satu lagu, tapi itu melekat dengan moment-moment yang ada antara jarak udara ketika kita berdiri bersebelahan. Kamu yang hidup tujuh tahun silam, masih hidup sampai saat ini bersama lagu itu. Cara-cara kamu yang biasa. Bahasa yang terlalu sederhana. Tapi itulah jalan kita. Meski kita bahkan tak pernah memiliki ikatan apa-apa.  Kita hanya saling tahu. 


Thank You.

Monday, October 17, 2011

..let's live on the ice cream..



melting because of warmth











Saturday, October 15, 2011

gelagat

dia hilang
lalu datang
hilang lagi, datang lagi,
kemudian hilang sukasuka
begitu lagi
saya hafal. mulai hafal gelagatnya...

biarlah. masa bodo.
bahwa saya akan mengikuti ritme, tentu ritme saya sendiri
bukan ritmenya.
jika ada yang merasa berhak menghilang sejadinya, semaunya
maka saya dan ritme saya mampu bertindak pula dengan cara kami

kalau dia merasa tak perlu berkata apaapa
bisa sejadinya
dengan alasanalasan bolong
saya pun bisa jadi berhak bercengkrama sendiri dengan waktuwaktu saya

waktuwaktu
ruang kosong
gambargambar bisu
gedunggedung tua
lukisanlukisan diam
mungkin bisa lebih menghargai saya
tidak seenaknya
jika sekarang sudah tak ada lagi kata saling
silahkan
saya dan sikap dalam genggaman saya

.titik bersimpul.

Wednesday, September 21, 2011

Hujan #3

Setiap detik adalah moment
seperti buih yang langsung berpendar ketika sampai
seperti cahaya yang memudar setelah usai
serupa rintik yang sekejap menguap kembali
dan waktu yang tak kan terulang

dari sana kita belajar cinta
mengasihi untuk sesama, tanpa berasa-asa

kita bisa belajar pada kata
banyak darinya yang mampu berdiri sendiri
tapi bersanding membuatnya lebih berarti

manusia-manusia kaca
bercerita pada hujan
melalui nada tanpa rupa
bersenandung dengan iring-iringan cahaya
menari memenuhi ruang-ruang warna

mereka tak bisu kata
hanya memilih diam sebagai bahasa
tak hanya ragu yang menipu
tapi waktu yang purapura tak tahu-menahu

Monday, September 19, 2011

Hujan #2

Hey kamu, Tuan Hujan berkerah senja
Mengapa datang malumalu?
Aku rindu kamu tahu

Senja sembunyi diantara pekat gradiasi
Senja sedang meneduh meski hujan tampak malumalu

Tapi kan kamu tahu
Rinduku sudah sejak bertahun lalu

Friday, September 16, 2011

Hujan #1

 gettyimage

Kamu menyapaku malumalu
bahkan senja menyipit dan tersipu
dedaunan bergoyang kemayu
Ahh, rinduku satusatu

Kamu tak bisa terus begitu
lamalama dan jauhjauh
kita satu raga dalam jingga
biarkan kelabu dan biru tanpa ratu

Aku rindu hujan
baumu yang dingin sendu
kadang seperti bau roti bakar
dan bau jeruk yang kecut
kadang berubah serupa mawar putih dan pagipagi yang sejuk

Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono



tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Namun pada September ini, bahkan hujan belum turun apalagi menderas.
Semua menyisi menyimpan rindu, beradu.

Wednesday, September 07, 2011

Gelas










Gelas menggelinding

katakata di dalamnya tumpah
berserakan kemanamana
aku kesulitan mengisinya kembali
kini kan ku isi dengan tawa & semangat
itu kenapa lebih sulit dari sekedar mengisi serapah
 kini gelasku setengah isi
 sisanya menarinari



Kamar. Melihat gelas setengah kosong. Tak menggelinding.

Wednesday, August 17, 2011

Jika Diam, Hati Mengalir Seperti Air

Kita tahu, waktu tak pernah berputar ke kiri.
ada angka 1,2,3 sampai 12 yang berurutan ke kanan
satu per satu harus kita tapaki berurutan
mulai dari langkah detik terkecil.
menuju angka 1,2,3 sampai 12.
kita pun tahu, hari terus berganti. meninggalkan memori-memori yang silih ganti.
detik baru menghadirkan memori baru, meninggalkan memori lama yang dihadirkan detik sebelumnya.
ada yang senang saat memori lama hilang. ada pula yang tersenyum-senyum sendiri saat mengenangnya.
 kamu, kita, mereka hanya bisa saling rindu dalam kenangan masing-masing.
 seperti aku kini yg tengah merindukan kata, kita.
 berharap detik berikutnya menghadirkan kenangan yang lebih berarti
kata-kata yang berarti
 dan kita yang lebih berarti
 kita hanya manusia. yang berjalan pada jarum yang berputar.
kadang bahasa yg dipakai adalah cinta, kadang marah, bahkan diam.
 meski diam, jarum tetap akan berputar
 jika tak diam, seperti air, hatiku mengalir.
 mengalir bersama detik kehidupan
 yang penuh ketidakpastian
 satu-satunya kepastian adalah detik kehidupan itu sendiri
 yang membawa manusia pada cinta, marah, atau diam.
 ...

By: Rifa' & Mira

Saturday, August 13, 2011

Kata #1

Yang ada hanyalah ada. Sekedar ada. Saja.

Ada antara ada dan tiada, ada di saat ada,
dan ada di saat tidak ada, ada ada aja..(dendi a.)

Ada saja, tidak ada.
Tidak saja ada, tapi berada.
tak cukup sekedar ada. Berada ketika ada.
Jangan mengada-ada.