Friday, September 09, 2011

Dihargai

Rasanya dihargai itu, seperti merasa kita itu penting untuk dia. Dianggap ada. Dipercaya. Dibutuhkan. Yaaa, merasa dihargai. Untuk semua itu, saya sudah seharusnya bersikap yang sama. Mempercayai, membutuhkan, menghargai, lebih dulu.

Dan saat ini, tiba-tiba saya merasa sebaliknya. Merasa terang sendirian di dalam kamar. Merasa tidak dihargai atas sikap percaya yang sudah saya bangun. Bukan, bukan karena kepercayaannya yang kamu rusak, yang membuat saya kecewa. Tapi lebih pada sikap yang sudah lama saya bangun terhadapnya, kita. Ini mungkin soal sikap. Tapi sikap itu adalah sesuatu yang saya bangun selama ini.

Saya masih di dalam kamar, menatap langit-langit. Melihat sekeliling kamar, saya lapar. Tapi kemudian lapar itu hilang. Seperti warna kuning cat yang memudar dimakan waktu.

Ini bisa jadi juga soal cemburu. Ohh, bukan, bukan soal cemburunya. Tapi esensi dari sikap saya terhadapnya. Saya, orang yang tidak ingin memenuhi hubungan dengan cemburu. Rasanya saya selalu bersikap 'membebaskan' dia untuk memperluas hubungan dengan siapapun. Bahkan seringkali, saya justru menggodanya dengan wanita cantik yang sedang jalan di samping kita. Ya bukan?

Itu karena saya mau dia tahu, bahwa saya menghormatinya dengan sikap mempercayai. Dan untuk itu, wajarkah kalau saya ingin dihargai atas sikap itu? Jadi malam ini, saya yang terlalu jauh atau dia yang cuek dan terbiasa?

"Just fix it, don't think that much.", mungkin itu yang mau dia bilang. Sorry, if I like being insisted on blaming you. Tidak begitu. Saya hanya sedang meminta sedikit waktu dan ruangmu untuk mengeluarkan kecewa melalui kata-kata. Bicara. Itu yang perempuan butuhkan.

Dan terima kasih, so far you respect me in the best way I have ever got. Saya mungkin hanya sedang sedikit kecewa malam ini. Semoga saja kamu mengerti.

3 Comments:

Abouttttt dith_dith said...

ia mengerti bu guru hahahaha :))

Anonymous said...

iya bu guru harganya berapa ?? hehehe kiding :)

kyRa said...

:D jadi malauu ama bu Dosen..